Posts

Showing posts from September, 2017

Strategy Pelatihan karyawan dengan konsep 70-20-10

Image
Perjalanan penulis dalam merubah iklim budaya dan system di perusahaan, menghantarkan pada satu ilmu pengembangan bertema 70-20-10.  Mengingat bisnis sangat dipengaruhi pada kemampuan para pelaksananya yaitu para karyawan mulai ditingkat manajerial hingga di tingkat pelaksana teknis. Berbagai metode pelatihan diselenggarakan baik melalui pelatihan di kelas, seminar dan pengarahan hingga pelatihan praktek langsung dilapangan.  Tujuannya adalah membuat bisnis excellence. Namun terkadang treatment pembenahan dan pengembangan karyawan yang kita selenggarakan tidak mampu menge-drive kinerja bisnis akibat berbagai internal dan eksternal faktor yang kompleks dan uncontrollable . Ukuran dari kemampuan karyawan dalam kacamata bisnis ialah adanya result, tanpa result maka laporan peningkatan pengetahuan, skill dan perilaku hanyalah sebagai koran harian, dibaca sesaat lalu menjadi onggokan kertas terabaikan (nice on paper). Maka diperlukan metode pengembangan terstruktur dan

Ambidextrous Leader

Image
Dalam dunia bisnis era sekarang, yang sangat bersaing dan situasinya sulit diprediksi, situasi kompleks, ambigu, "ora jelas", dibutuhkan kemampuan para pengelola bisnis sebagai ambidextrous leader. Ambidextrous leader Ialah seorang leader yg punya dua kemampuan, yaitu mampu mengeloa bisnisnya sekarang dan inovasi yang terus tumbuh. Ada dua perpaduan, kemampuan berinovasi dan menjaga product yg ada terus jalan/ laku. "who were able and willing to exploit existing assets and capabilities in mature businesses and, when needed, reconfigure these to develop new strengths" Perihal ambidextrous kita dapatkan dari artikel nya Charles A. O’Reilly III and Michael L. Tushman, dalam tulisannya ia mengenalkan istilah ambidextrous organization. Maksud dari ambidextrous organization adalah organisasi yang selalu melakukan inovasi akan tetapi tidak meninggalkan atau mengabaikan bisnis yang ada (existing business). Syarat nya bisa menjadi Ambidextrous leader i

Strategy Perang Human Resource di era Vuca

Image
Dalam eksekusi strategy untuk menggapai tujuan bisnis jangka pendek dan jangka panjang, maka pondasinya (pelaksana) ialah para karyawan. Ada yang unggul dan ada yang dibawah standard kompetensinya. Mengingat juga masa saat ini ialah masa VUCA, bisnis Volatility, Uncertainity, Complexity, Ambiguity. Untuk itu, system human capital development pun dibentuk untuk menggawangi mulusnya terraihnya tujuan bisnis dengan program peningkatan kompetensi karyawan agar menang dalam masa VUCA. Mulailah tim SDM meramu, menentukan core competency (kompetensi inti), membuat indikator unjuk kinerja dan kesuksesannya, serta training plan yang komprehensif dan terintegrasi dengan tema strategy perusahaan. Genderang perang terhadap rendahnya kompetensi pun ditabuh dan gelora perubahan di propagandakan secara masif. Kita tahu, satu core competency punya beberapa tingkatan, misalkan 1 s.d 4, dimana nilai 4 ialah nilai "para dewa", nilai para Senior manajemen (general manager/ d

Menyingkirkan Silo didalam organisasi

Image
Bisnis Operational excellence akan berkelanjutan jika perusahaan berhasil menerapkan sejumlah prinsip yang berorientasi pada perubahaan pola pikir. Berikut ini empat kerangka berfikir sustainable operational excellence mengantisipasi kecenderungan mindset sektoral dan isolatif (SILO). End to End Thinking. Dalam manajemen ramping (Lean), end-to-end berpengertian mengoptimalkan kinerja dan efisiensi langkah-langkah di setiap proses. Memastikan penyelesaian komperhensif, tepat waktu dalam memproduksi barang atau menyelesaikan layanan, menghilangkan sebanyak mungkin hambatan-hambatan prosedural. Dont blame the people but blame the process. Ibarat piramida permasalahan, people berada pada lapisan dasar. Jika teradi permasalahan atau defect pola pikir ini membantu melihat persoalan secara menyeluruh atau top down allignment, mulai dari lapisan atas manajemen sampai ke lapisan paling bawah. There is no best process but better process. Yahoo mungkin tak akan pernah meny

Penyebab Kegagalan Implementasi Blanced Score Card (BSC)

Image
Hambatan dominan adalah kegagalan dalam menyusun peta strategi. Kaplan norton menyatakan bahwa strategi tidak dapat dijalankan jika tidak dapat dipahami, tetapi strategi juga tidak bisa dipahami bila tidak digambarkan/ divisualisasikan dan dikomunikasikan intens ke segenap karyawan. Dari pengalaman pribadi dan kajian dari berbagai perusahaan yg mengimplementasikan BSC, setuju apa yang dipaparkan kaplan Norton, bahwa ada 4 hal yg membuat BSC terseok dan tdk dpt membuktikan diri berhasil memajukan bisnis. Beberapa hambatan implementasi Balanced Score Card ialah Hambatan Sumberdaya (Resourcess Barier) Sumberdaya waktu, energi, dan budget (money)organisasi tidak dialokasikan pada hal-hal yang penting dan strategis bagi organisasi. Sebagai misal, anggaran tidak dikaitkan dengan strategi organisasi sehingga biaya tidak "nendang" langsung pada visi misi akhirnya menghasilkan pemborosan sumberdaya. Berdasarkan survei, sekitar 60% dari organisasi tidak mengaitkan

Change Management dan 10 prinsip eksekusi

Image
Dari pengkajian secara umum keberhasilan perubahan (Change Management) berkisar tidak lebih dari 10% saja yang merasakan sangat sukses, 40% ditaraf sukses yang biasa biasa dan sedikit sukses dan bahkan sekitar 30% mengalami kegagalan proses perubahan. Dan perusahaan yang saat ini penulis berada, semoga masih tetap masuk dalam 10% perusahaan yang sedang melakukan perubahan, menjadi pelayaran terbaik yang turut berkontribusi dalam menggerakkan perekonomian khususnya bangsa Indonesia. Kebutuhan untuk berubah disadari karena beberapa sebab dominan, antara lain perubahan market/ ekonomi, perubahan dari penggabungan unit usaha atau merger dan akuisisi, perpindahan wilayah, perubahan dari teknologi manual menjadi digital dan privatisasi bisnis. Sebagaimana layaknya sebuah komputer, maka ada 3 hal yang berjalan yaitu hardware, software dan human (manusia) yang mengoperasikan system. Maka pendekatan dalam melakukan perubahanpun ada dalam sisi ini, Human dan Non human (tekn