Budaya Quality Centered - Untung terus



Kualitas dapat menguntungkan perusahaan dari berbagai sisi. Dengan kualitas yang bagus berarti kita memiliki competitive advantage. Artinya kita lebih dapat memuaskan pelanggan, dan dengan sendirinya menjaga pelanggan dalam rengkuhan kita. Dengan kualitas yang baik juga memungkinkan memperoleh price premium. Kita dapat menjual produk kita lebih tinggi, tanpa khawatir konsumen beralih kepada kompetitor. Belum lagi tinjauan dari sisi efisiensi. Namun genderang perang makana dari kualitas pun beragam, mulai hanya fokus pada kualitas produk saja, hingga ke fokus yang lebih holistik, lebih total termasuk mengelola resiko bisnis usaha.
Gambar terkait
Sumber gambar : https://blog.hrps.org

Kualitas itu = perusahaan untung terus dan terus selama peruahaan berdiri.
Untuk mencapai untuk terus dan terus ini, maka perlu pengelolaan manajemen kualitas yang holistik. Antara lain:
Kualitas produk yang dihasilkan
Kualitas material yang digunakan
Kualitas penyampaian barang
Kualitas marketing-branding
Kualitas para pekerja termasuk vendor/ suplier
Kualitas lingkungan, sehat aman, nyaman.
Kualitas budaya kerja termasuk mindset
Termasuk kualitas Visi Misi dan strategi perusahaan.
 
Berbekal kesadaran ini, perusahaan harus mengintegrasikan upaya yang berkesinambungan dari semua tingkat di perusahaan dalam pencapaian quality improvement untuk memberikan produk dan jasa yang menjamin kepuasan pelanggan sehingga bisnis untuk terus dan terus.

Pengembangan kualitas terkait dengan ISO 9000, quality awards, empowerment, training, kompetensi, layanan pelanggan, six sigma, dan banyak lagi yang merupakan upaya perusahaan untuk mengadakan improvement. Orientasi mutu telah membantu banyak perusahaan untuk meningkatkan market share dan laba.

Kualitas dan produktivitas merupakan salah satu kriteria utama untuk mencapai sukses karena kualitas dan produktivitas memungkinkan manajemen untuk memuaskan pelanggan dengan menawarkan the best value for money. Dahulu pelanggan membayar suatu produk dengan harga yang tinggi demi mendapatkan kualitas produk. Namun, sekarang makna kualitas produk lebih dari sekedar quality control product. Kualitas juga menjadi suatu hal yang berada pada garis terdepan dari semua aktivitas perusahaan.

Namun, pada saat ini lingkungan mengalami perubahan yang cepat dan menjadi dinamis, misalnya banyak pesaing baru dapat masuk ke pasar berkat teknologi seperti e-commerce. Mulai dari Lazada, Tokopedia, bukalapk, Elevenia, Amazon, ebay dan lain lain.

Oleh karena itu, inovasi produk dan inovasi proses menjadi kriteria performance yang utama untuk menguasai pasar. Salah satu contoh proses inovatif yang penting dan berhubungan dengan orientasi mutu adalah pengurangan pengambilan keputusan yang salah.

Salah satu contoh proses inovatif tersebut merupakan orientasi kualitas yang perlu didukung oleh elemen-elemen kultur agar berhasil diimplementasikan. Elemen-elemen kultur yang mendukung orientasi kualitas ini adalah teamwork, pemberdayaan karyawan, pelatihan dan pendidikan. Lebih dari itu, bagi perusahaan yang ingin berfungsi secara efektif, mereka harus berpatokan pada interdependensi 7 S (struktur, strategi, staff, style, systems, shared values, & skills). Budaya perusahaan merupakan kunci dalam memproduksi kualitas produk. Quality-centered culture merupakan suatu sistem organisasi di mana penyajian jasa dan produk yang customer driven merupakan proses pendukung untuk continuous improvement. Budaya yang quality centered ini merupakan suatu perjalanan, proses, dan juga cara berpikir.

Tujuan dari perubahan-perubahan menuju customer-driven culture adalah memberikan ruang untuk perbaikan kerja, tanggung jawab yang lebih luas, tingkah laku SDM-nya yang didasari oleh rasa percaya, sharing culture, serta pemahaman akan pentingnya menjaga hubungan internal dan interdependensi.
Agar terbentuk quality-centered culture diperlukan komitmen manajemen tingkat atas. Segala tindakan harus mendorong adanya perubahan menuju quality-centered culture.

Diperlukan pula interdependensi di kalangan internal perusahaan yang berperan sebagai sebagai customers dan suppliers. Apa yang dikerjakan akan sia-sia jika tidak berguna untuk pihak lain di perusahaan, sebagai sebuah sistem yang holistik.

Setiap orang di perusahaan harus memiliki komitmen untuk memberikan kepuasan pelanggan karena quality-oriented culture merupakan kombinasi dari pengembangan sistem perusahaan dan manusia. Gaya manajemen yang sesuai adalah gaya manajemen yang lebih terencana dan pendekatan teamwork yang terkoordinir Hierarki yang kaku dan pekerjaan-pekerjaan yang narrowly defined harus diganti dengan kultur perusahaan yang dilandasi dengan leadership, teamwork, shared responsibility, dan accountability.

"Quality-oriented culture merupakan kombinasi dari pengembangan sistem perusahaan dan manusia"


Peran leadership adalah memberikan visi dan makna bagi setiap orang untuk ikut serta dalam mencapai improvement. Fokusnya harus pada manajemen dan sistem. Good corporation citizenship juga membutuhkan keikutsertaan dalam aktivitas komunitas dan kepedulian pada komunitas perusahaan. Tindakan perusahaan harus menunjukkan tanggung jawab pada komunitas dan lingkungannya. Perusahaan juga harus mampu menarik, menjaga dan mengembangkan orang-orang yang berbakat (talent management).


Peran Sang Manajer
Manajer harus berperan sebagai change agent. Proses harus direview dalam kurun waktu tertentu untuk memasukkan perubahan-perubahan baru dan menghapus cara-cara lama dalam melakukan bisnis. Resistance to change harus dihindari dengan komunikasi yang jelas tentang keuntungan dari perubahan tersebut.

Manajer juga harus belajar mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang ke tingkat yang lebih rendah dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen partisipatif. Empowerment dan teamwork sangat penting untuk mencapai sukses. Manajer harus belajar pentingnya mengontrol proses, bukan sekedar produk atau hasil akhir. Sukses membutuhkan integritas setiap orang, ethical conduct, dan personal dignity.

"Great Managers Build Great Team"

Total Participation
Di samping itu, untuk menghindari adanya resistensi harus diciptakan keikutsertaan yang maksimum baik bagi manajemen menengah maupun bawah. Partisipasi merupakan cara untuk menumbuhkembangkan interest, menepis rasa ragu, dan menunjukkan bahwa tidak ada ruginya untuk ikut serta. Dan tentu saja, diuperlukan sebuah visi untuk memandu setiap karyawan agar bekerja sesuai dengan yang diharapkan perusahaan dan pelanggan.

[Di tulis kembali dan dikembangkan dari Bisnis Indonesia]

Comments

Popular posts from this blog

5W2H method - Sebelum melangkah ke solusi perbaikan

20 JENIS KOMPETENSI - SPENCER & SPENCER

Seputar Istilah Kepelabuhanan