Sixsigma Mindset
Saya gak ngajak kawan kawan untuk belajar statistik disini, namun lebih dari itu.Tentang jantungnya Sixsigma atau cara pandang berbisnis.
Secara teori, sixsigma ialah suatu barang yang diproduksi punya tingkat kegagalan hanya 4 per sejuta kesempatan. Wow... hanya 4 per sejuta.
Jadi jika dalam 1000 kertas fotokopi, ditemukan ada 2 kertas yang ukurannya tidak standard maka akan ada 2000 kertas diluar standard per 1 juta kertas fotocopy.
Nah mindset-mindset orang yang "pecinta six sigma" ialah:
Excellensi, mindset bahwa kita harus fokus meningkatkan kehandalan proses agar mampu membuat barang dengan tingkat kegagalannya hanya 4 per sejuta barang. Mindset Zero Defect, Zero Failure. Agar tercapai antaranya lakukan 3 jangan:
1. Jangan menghasilkan produk gagal
2. Jangan meneruskan produk gagal ke proses selanjutnya
3. jangan mau menerima produk gagal (bahan yang akan diproses tidak standard)
Mindset berikutnya ialah, Quality is Journey. Tidak ada barang yang sempurna mutunya, maka kita harus terus mengukur sejauhmana tingkat kualitas barang yang kita produksi. Dan ingat kualitas spesifikasi pelanggan itu bergerak sepanjang waktu. Kualitas adalah segala hal yang menyebabkan pelanggan puas.
"kemarin minta tempe, besok minta tahu, besok lagi minta kerupuk, besoknya lagi minta kecap". Kalo kita mengabaikannya, maka organisasi/ perusahaan lain yang akan abai pada pelanggan anda.
"Mulyakan pelanggan, maka biarkan langit merestui bisnis anda"
Mindset ketiga ialah, Process Centered. Mencapai kualitas maka fokuslah pada pembenahan proses. Karena hasil yang diterima adalah dari suatu rangkaian proses. Jika ada masalah di hasil kerja, maka selidikilah proses flow dan input-input dari proses. Jangan pernah menyalahkan orang lain/ karyawan.
Manusia tidak terlepas dari sifat lupa, teledor, ngantuk, lelah, gak fokus dll. Jika misalkan ada produk gagal karena sang karyawan lupa memasang suatu bagian barang, maka tindakannya ialah perbaikan proses (bukan manusia).
Tantangannya ialah...
Bagaimana membuat barang tetap bagus. Tidak ada barang yang diteruskan ke pelanggan, jika ada satu bagian barang yang tidak terpasang (karena karyawan lupa tadi). Bangun suatu system, agar jikapun karyawan lupa memasang maka ada sensor sederhana yang memperingatkan sang karyawan dan barang tidak bisa diteruskan ke proses selanjutnya karena "conveyor" berhenti seketika saat alarm berbunyi.
Semangatnya ialah biarkan system yang bekerja, dan manusia yang mengkonfirmasi jalannya suatau system. Tugasnya to confirmed saja jika hanya masih diperlukan.
"80% masalah ialah datang dari sektor pengelolaan (proses), 20% dari sektor lainnya"
Mindset Pengukuran, bahwa disiplin metode Sixsigma dikenal dengan DMAIC saat menyelesaikan masalah. DMAIC kepanjangan dari Define, Measure, Analyse, Improve Control.
M = Measure, jelas angkanya, jelas sumber datanya, jelas alat ukurnya. Mengelola bisnis/ mengambil keputusan berdasar data dan fakta.
If you cannot measure, You cannot control.
Nah itu aja dulu tentang beberapa mindet Sixsigma Leadership yang harus dipunyai oleh leader.
Secara teori, sixsigma ialah suatu barang yang diproduksi punya tingkat kegagalan hanya 4 per sejuta kesempatan. Wow... hanya 4 per sejuta.
Jadi jika dalam 1000 kertas fotokopi, ditemukan ada 2 kertas yang ukurannya tidak standard maka akan ada 2000 kertas diluar standard per 1 juta kertas fotocopy.
Nah mindset-mindset orang yang "pecinta six sigma" ialah:
Excellensi, mindset bahwa kita harus fokus meningkatkan kehandalan proses agar mampu membuat barang dengan tingkat kegagalannya hanya 4 per sejuta barang. Mindset Zero Defect, Zero Failure. Agar tercapai antaranya lakukan 3 jangan:
1. Jangan menghasilkan produk gagal
2. Jangan meneruskan produk gagal ke proses selanjutnya
3. jangan mau menerima produk gagal (bahan yang akan diproses tidak standard)
Mindset berikutnya ialah, Quality is Journey. Tidak ada barang yang sempurna mutunya, maka kita harus terus mengukur sejauhmana tingkat kualitas barang yang kita produksi. Dan ingat kualitas spesifikasi pelanggan itu bergerak sepanjang waktu. Kualitas adalah segala hal yang menyebabkan pelanggan puas.
"kemarin minta tempe, besok minta tahu, besok lagi minta kerupuk, besoknya lagi minta kecap". Kalo kita mengabaikannya, maka organisasi/ perusahaan lain yang akan abai pada pelanggan anda.
"Mulyakan pelanggan, maka biarkan langit merestui bisnis anda"
Mindset ketiga ialah, Process Centered. Mencapai kualitas maka fokuslah pada pembenahan proses. Karena hasil yang diterima adalah dari suatu rangkaian proses. Jika ada masalah di hasil kerja, maka selidikilah proses flow dan input-input dari proses. Jangan pernah menyalahkan orang lain/ karyawan.
Manusia tidak terlepas dari sifat lupa, teledor, ngantuk, lelah, gak fokus dll. Jika misalkan ada produk gagal karena sang karyawan lupa memasang suatu bagian barang, maka tindakannya ialah perbaikan proses (bukan manusia).
Tantangannya ialah...
Bagaimana membuat barang tetap bagus. Tidak ada barang yang diteruskan ke pelanggan, jika ada satu bagian barang yang tidak terpasang (karena karyawan lupa tadi). Bangun suatu system, agar jikapun karyawan lupa memasang maka ada sensor sederhana yang memperingatkan sang karyawan dan barang tidak bisa diteruskan ke proses selanjutnya karena "conveyor" berhenti seketika saat alarm berbunyi.
Semangatnya ialah biarkan system yang bekerja, dan manusia yang mengkonfirmasi jalannya suatau system. Tugasnya to confirmed saja jika hanya masih diperlukan.
"80% masalah ialah datang dari sektor pengelolaan (proses), 20% dari sektor lainnya"
Mindset Pengukuran, bahwa disiplin metode Sixsigma dikenal dengan DMAIC saat menyelesaikan masalah. DMAIC kepanjangan dari Define, Measure, Analyse, Improve Control.
M = Measure, jelas angkanya, jelas sumber datanya, jelas alat ukurnya. Mengelola bisnis/ mengambil keputusan berdasar data dan fakta.
If you cannot measure, You cannot control.
Nah itu aja dulu tentang beberapa mindet Sixsigma Leadership yang harus dipunyai oleh leader.
Comments