PDCA - 8 Discipline Problem Solving
Kenal dgn FORD?
Pabrikan kendaraan dunia ini punya identitas sbg
DNA aktifitas perbaikan process. Yaitu Delapan D. Ialah sebuah disiplin dalam menyelesaikan semua masalah tidak tercapainya suatu standard atau target.
Ilustrasi untuk kehidupan pribadi di lingkup RT/RW perumahan begini, sederhana looh. Mau? yuk simak.
Latar belakang.
Banyaknya parit perumahan Sukolilo Surabaya, yang tersumbat atau air tidak mengalir. Dampak nya ialah menjadi rumah nyamuk dan juga bau yang tidak sedap. Hasi dari rapat RT, maka rutin dilakukan kerja bakti tiap bulan. sekali dan juga informasi selebaran tiap bulan agar para Warga dapar "ngruwat" parit di depan rumahnya. Kesulitan pelaksanaan ialah penyumbatan parit sulit untuk dibersihkan, endapan lumpur dan material batu/ bahan bangunan memperparah penyumbatan parit.
Disiplin Nol. Membuat Rencana kerja.
Pak RT menetapkan tiap gang mempunyai ketua gang/ ketua lorong, diskusi bersama bendahara RT. Rencananya tim yang dibentuk nantinya terdiri dari:
Ketua ialah pak RT,
Anggotanya ialah 10 ketua Gang.
Serta bendahara RT.
Topik dibahas ialah menghilangkan penyumbatan dan mencegah penyumbatan terjadi dalam 1 tahun kedepan.
Pelaksanaan "proyek" dijadwalkan selesai dalam 1 bulan (November 2017).
Waktu pertemuan rutin diagendakan tiap Malam Jumat untuk membahas progress kegiatan bertempat di rumah Pak RT.
Sumberdaya yang diperlukan ialah Dana untuk pembersihan parit, di rencanakan tidak melebihi 5 Juta rupiah, sumberdana dari iuran warga.
Disiplin ke 1 - Build Team
Pembentukan Tim pun dilakukan pada undangan rapat perdana, total ada 10 ketua gang bersedia menjadi bagian tim penyelesaian masalah. Hasil pertemuan ini disosialisasikan ke WA group warga Sukolilo.
Disiplin Dua (D-2) : Define and Describe the
Problem (Mendefinisikan dan Menjelaskan Permasalahan).
Setelah Team dibentuk, di rapat perdana itu para anggota diminta untuk mengumpulkan titik titik sumbatan parit tiap gangnya. Akhirnya setelah mengumpulkan data-data, secara 5W2H juga jelas dipaparkan:
Who : Titik sumbatan telah teridentifikasi tiap tiap jalur parit.
What : Penyumbatan di kolong jembatan garasi mobil
Why : Sulit dibersihkan oleh warga karena butuh keahlian, alat, tenaga dan waktu. karena sumbatan di kolong jembatan garasi mobil.
Where : Ditiap gang perumahan sukolilo
How : Panggil tim tukang (kontraktor) untuk melakukan pengerukan parit
How many : Ada 80 lajur parit dengan 250 titik sumbatan dibawah kolong jembatan garasi rumah
How much : Biaya per jalur sekitar 250 ribu/ lajur.
Disiplin Tiga (D-3) : Implement Interim
Containment Action (Menerapkan Tindakan Kontainmen Sementara)
Tindakan sementara ialah mengurangi penyumbatan dan bau. Tim memutuskan untuk kerja bakti esok harinya, dibantu bambu bambu sebagai alat "menyogok" sumbatan di kolong jembatan garasi mobil.
Mengambil sampah yang mengapung dan sampah yang bisa diambil dengan cangkul dan sekop.
Serta menabur bubuk abate pembuh jentik nyamuk.
Dan menghimbau warga agar melakukan pembersihan mandiri.
Untuk endapan material di dalam kolong yang tidak bisa diambil, dibiarkan sementara dan akan dicari kontraktor yang mampu mengerjakan.
Disiplin Empat (D-4) : Root Cause Analysis
(Analisis Akar Penyebab Permasalahan)
1. Ketidak mampuan warga (pemilik rumah) untuk melakukan pengerjaan pembersihan. Butuh alat dan skill "tukang".
2. Ada rumah yang tidak berpenghuni/ tidak ditempati. Pemilik jauh diluar kota, sehingga pembersihan kolong tidak dilakukan dan juga terkait akar penyebab pertama.
3. Ada sampah rumah tangga di 10 titik sumbatan, karena 8 Bak sampah di depan rumah rusak dan ada 2 tidak tersedia bak sampah.
4. Kerja bakti kurang maksimal, kehadiran hanya 25% warga dan alat kerja bakti kurang (cangkul, sekop, parang, linggis)
Disiplin Lima (D-5) : Corrective Action (Tindakan Perbaikan)
Tujuan utama Corrective Action atau Tindakan
Perbaikan adalah menghilangkan akar penyebab permasalahan dan
mencegah permasalahan yang sama tidak terulang kembali.
Tindakan koreksi yang dilakukan ialah melakukan pengerukan oleh kontraktor.
Lihat gambar disamping... kerja keras kontraktor masuk kolong jembatan garasi mobil di suatu rumah. Semoga beliau di berkahi oleh Tuhan akan kerja kerasnya.
Tim kemudian bersama kontraktor bekerja, tiap hari minggu
dilakukan pembersihan dengan per pekerjaan dengan target perdana ialah
pembersihan 10 parit.
Total endapan yang digali ialah 200 karung material lumpur, batu bata, dan kayu, total sekitar 20 M3.
Sudah digali endapan lumpur/material bangun yang
berada di kolong jembatan garasi mobil tiap tiap rumah yang mengalami
sumbatan.
Akhirnya semua parit sudah mengalir airnya.
Bersih dari endapan lumpur. Dan hasil evaluasi kinerja tukang
(kontraktor) dinilai baik.
Maka tim memutuskan agar tiap bulan Ketua gang membuat laporan titik sumbatan jika ditemukan.
Lebar parit di lokasi kolong jembatan garasi tiap rumah diperlebar + 20 Cm agar mudah dilakukan pembersihan.
Dilarang keras membuang material bangunan renovasi rumah ke parit. Jika ada yang membangun, maka diwajibkan memastikan tidak ada material bagunan jatuh ke dalam parit. Membuat bak sampah standard. Iuran warga ditambah Rp. 10 ribu/bulan untuk biaya pengerukan parit tahunan.
Disiplin Enam (D-6) : Implement and Validate
Corrective Action (Menerapkan dan Menvalidasi Tindakan
Perbaikan)
Disiplin Enam ini adalah menerapkan tindakan
perbaikan terbaik yang dipilih dan menvalidasi atau melakukan
verifikasi apakah Tindakan Perbaikan yang telah diterapkan
tersebut telah berjalan dengan efektif untuk menghilangkan akar
penyebab permasalahan.
Hasil bulan November, maka ide pengerukan oleh kontraktor pun di implementasikan ke 100% lajur parit semua perumahan sukolilo. Standard pengerjaan ialah 1 hari 10 parit selesai dengan biaya 250 ribu/ parit.
Dispilin Tujuh (D-7) : Preventive Actions
(Tindakan Pencegahan)
Tindakan Pencegahan atau Preventive Action
diperlukan untuk mencegah permasalahan yang sama agar tidak
terulang lagi melalui analisis terhadap potensial-potensial
permasalahan.
Untuk mencegah parit tidak tersumbat lagi maka:
1. Tiap bulan ada laporan ketua gang tentang titik sumbatan parit.
2. Kerja bakti tiap bulan
4. Sampah harus diangkut tiap hari
5. Bak sampah standardnya ialah 0.8 M3
6. Menetapkan anggaran pengerukan parit tiap bulan November 2017
7. Menyediakan 10 cangkul, 5 linggis, 5 sekop sebagai inventaris RT untuk mendukung kerja Bakti.
8. Parit terbuka ditutup jeruji besi agar material/ sampah tidak jatuh ke dalam parit.
Disiplin Delapan (D-8) : Congratulate your Team
(Pengakuan dan Penghargaan Team)
Pasca 3 bulan setelah proyek dilakukan maka Pak RT bersama tim dan warga merayakan kesuksesan bersama, potong tumpeng dan makan bersama. Sembari menunjukkan dokumentasi Before vs After foto foto hasil perbaikan.
Dari web ilmumanajemenindustri.com saya ambil (nyuwun suwu) sebagai pemaparan teoritisnya.
Pengertian Eight Disciplines (8D) dan
Penerapannya –
Eight Diciplines atau disingkat dengan 8D adalah
suatu alat pemecahan masalah yang digunakan untuk
mengidentifikasikan, memperbaiki dan menghindari terulangnya
permasalahan yang telah terjadi. Eight Discipline (8D) atau
Delapan Displin ini akan sangat berguna apabila kita gunakan
dalam kegiatan peningkatan kualitas kerja maupun perbaikan
kualitas produk karena didalamnya terdapat tindakan perbaikan
yang bersifat permanen berdasarkan analisis statistik dari
masalah yang terjadi sehingga dapat menemukan akar penyebab
permasalahan tersebut. Eight Disciplines atau 8D pada dasarnya
mengikuti siklus PDCA (Plan, Do, Check, Action) dalam pemecahan
dan penyelesaian suatu masalah.
Metoda pemecahan masalah 8D (Eight Discipline) ini
pertama kali diperkenalkan oleh sebuah perusahaan otomotif
terkenal yaitu Ford Motor Company pada tahun 1987 melalui manual
yang dipublikasikannya dengan judul “Team Oriented Problem
Solving” atau disingkat dengan TOPS. 8D tersebut kemudian
dikembangkan dengan menambahkan satu poin lagi yaitu
“Perencanaan” atau “Plan” sebelum Disiplin pertama. Ford
menetapkan 8D sebagai standar globalnya sehingga 8D sering
disebut juga dengan Global 8D.
Tujuan Ford mengembangkan Metode Eight Discipline
(8D) ini adalah untuk membantu Team-nya dalam menangani
permasalahan keselamatan dan pengendalian kualitas. Pemecahan
masalah dengan Metode 8D dapat diaplikasikan pada hampir semua
industri terutama pada industri manufakturing otomotif,
aerospace dan perangkat-perangkat Elektronika.
8D (Eight Disciplines)
8D sebenarnya terdiri dari 9 poin, mulai dari poin
D0 (Disiplin-Nol) hingga poin D8 (Disiplin-Delapan).
Disiplin Nol (D-0) : Plan (Perencanaan)
Sebelum membentuk Team untuk pemecahan
permasalahan, hal yang paling pertama adalah merencanakan topik
permasalahan, siapa yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam
Team, Waktu yang diperlukan serta merencanakan penggunaan sumber
daya lainnya.
Disiplin Satu (D-1) : Build a Team (Pembentukan
Team)
Membentuk Team untuk memecahkan masalah yang
terjadi. Anggota Team yang terpilih harus memiliki keahlian dan
pengetahuan yang dapat mendukung penyelesaian masalah, memiliki
komitmen atas waktu dan energinya dalam mengikuti proses
penyelesaian masalah yang dihadapi.
Disiplin Dua (D-2) : Define and Describe the
Problem (Mendefinisikan dan Menjelaskan Permasalahan).
Setelah Team dibentuk, jelaskan permasalahan yang
dihadapi tersebut dengan jelas. Pada umumnya menggunakan metode
5W2H yaitu :
Who (Siapa)What (Apa)Where (Dimana)When (Kapan)Why
(Mengapa)How (Bagaimana)How Many (Berapa)
Disiplin Tiga (D-3) : Implement Interim
Containment Action (Menerapkan Tindakan Kontainmen Sementara)
Setelah permasalahannya diketahui dan
didefinisikan, maka tindakan selanjutnya adalah menemukan cara
atau tindakan sementara yang tepat sehingga permasalahan
tersebut tidak mempengaruhi kualitas produk dan memperlambat
proses produksi ataupun menghindari dampak yang akan terjadi
pada pelanggan. Umumnya, tindakan pada disiplin ini adalah
melakukan penyortiran (sorting) antara barang yang sesuai dengan
spesifikasi dengan barang yang cacat. Barang atau produk cacat
harus diambil tindakan selanjutnya apakah dikerjakan ulang
ataupun di disposal (dibuang).
Disiplin Empat (D-4) : Root Cause Analysis
(Analisis Akar Penyebab Permasalahan)
Identifikasikan penyebab-penyebab terjadinya
permasalahan serta mengidentifikasikan mengapa permasalahan
tersebut tidak terdeteksi pada saat terjadi. Kita dapat
menggunakan alat seperti Five Whys (Lima Mengapa) dan Diagram
Ishikawa (Diagram Sebab Akibat) dalam mengidentifikasikan akar
penyebab permasalahan.
Pada dasarnya, cara yang terbaik untuk mencegah
terulangnya permasalahan yang telah terjadi adalah menemukan
akar permasalahannya dan mengeliminasinya.
Disiplin Lima (D-5) : Corrective Action
(Tindakan Perbaikan)
Tujuan utama Corrective Action atau Tindakan
Perbaikan adalah menghilangkan akar penyebab permasalahan dan
mencegah permasalahan yang sama tidak terulang kembali. Tindakan
Perbaikan ini harus didokumentasikan dengan baik, beberapa
informasi penting seperti individu atau kelompok penanggung
jawab serta rencana waktu penerapan harus dituliskan dengan
jelas. Setelah diterapkan, waktu aktual penerapan tindakan
perbaikan dan hasilnya harus dicatat dengan baik.
Pada umumnya, suatu akar penyebab permasalahan
membutuhkan beberapa Tindakan Perbaikan (Corrective Action).
Disiplin Enam (D-6) : Implement and Validate
Corrective Action (Menerapkan dan Menvalidasi Tindakan
Perbaikan)
Disiplin Enam ini adalah menerapkan tindakan
perbaikan terbaik yang dipilih dan menvalidasi atau melakukan
verifikasi apakah Tindakan Perbaikan yang telah diterapkan
tersebut telah berjalan dengan efektif untuk menghilangkan akar
penyebab permasalahan. Jika Tindakan Perbaikan yang diterapkan
tersebut tidak dapat menghilangkan akar penyebab sepenuhnya
ataupun permasalah yang sama masih terjadi, maka harus kembali
ke Disiplin Empat (D4) untuk mengulangi langkah Analisis
terhadap Permasalahan yang terjadi dan menemukan Akar Penyebab
Permasalahan yang sebenarnya.
Dispilin Tujuh (D-7) : Preventive Actions
(Tindakan Pencegahan)
Tindakan Pencegahan atau Preventive Action
diperlukan untuk mencegah permasalahan yang sama agar tidak
terulang lagi melalui analisis terhadap potensial-potensial
permasalahan. Potensial Permasalahan dapat dianalisis
berdasarkan hasil dari alat yang dinamakan dengan FMEA (Failure
Mode and Effects Analysis).
Tindakan-tindakan yang dapat diambil dapat berupa
perubahan terhadap sistem operasi, sistem manajemen serta
perubahan metode dan prosedur sehingga permasalahan yang sama
(atau hampir sama) tidak terulang kembali.
Disiplin Delapan (D-8) : Congratulate your Team
(Pengakuan dan Penghargaan Team)
Tantangan 8D
Nah dari pengalaman penulis, yang terbesar ialah1. Komitment, bersepakat bersama mencapai satu tujuan yang sama
2. Kolaborasi, bersepakat masalah ialah milik bersama
3. Komunikasi, memaparkan informasi fakta dan data secara baik ke warga.
Salam Improvement di hati!
Comments