Alignment dengan Begin With The End In Mind


Perusahaan anda menerapkan BSC atau Perforance Management?

Sebuah kajian dari 7 habits "Stephen Covey" menghantarkan mindset bahwa semua hal yang dilakukan harus punya tujuan akhir. Tukang pemasang kaca jendela apartement, tujuannya ialah kaca terpasang kuat sesuai standard, namun tujuan akhirnya ialah apartemen rapi sehingga para konsumen berminat membeli atau menyewa apartemen.

Pihak training departemen dari suatu perusahaan, tujuannya ialah meningkatkan kompetensi karyawan, namun tujuan akhirnya ialah bisnis operasional berjalan baik.

Pihak purchasing menerima order pembelian, tujuannya ialah menghantarkan barang pada kriteria, jumlah dan waktu yang tepat, namun tujuan akhirnya ialah barang yang digunakan tidak rusak/ awet. Dalam manufacturing/ factory maka tujuan akhirnya ialah semakin tingginya time avalability mesin dan mendorong pencapaian yield volume dan quality factory.

Semua kegiatan harus merujuk pada tujuan akhir, harus punya Visi dari Visi sectoral menjadi visi global. Maksud saya tiap fungsi jabatan harus punya tujuan akhir (yang paling ujung) dari suatu proses yang dilakukan sehingga bisnis excellence, dan pihak pelaksana proses jauh dari "nice on paper" pencapaiannya.
Bisnis excellence dicapai dengan 4 tahapan besar, yaitu:

1) Mulai menentukan tujuan akhir yang terpenting dari bisnis, tidak harus banyak namun pilih yang paling penting, 1-2 tujuan. Misalkan: Volume penjualan naik 50% dari tahun lalu di periode bulan yang sama dengan pendapatan revenue naik 75% dari tahun lalu pada periode bulan yg sama.

2) Tentukan tindakan utama untuk mencapai tujuan akhir ini, disebut leading indicators. Bimbing semua pihak agar mampu menentukan tindakan-tindakan dan tentukan ukuran kesuksesan dari dari tindakan yg dilakukan,Leading indicators. Misalnya: Untuk mencapai sang tujuan akhir, maka tindakan hebat yg akan dilakukan ialah meningkatkan nilai Net Promotor Score (NPS) melalui peningkatan tingkat penyebaran produk serta membatasi tiap-tiap toko maksimum 1000 pcs/bulan.
Contoh misal (tanpa bermaksud promosi), saat konsumen mencari rokok dji sam soe ke toko kelontong, maka dia selalu mendapatkannya. 90% toko, ada menjual Dji Sam Soe, sebagai indikator tersebarnya produk. Rada aneh dan njomplang tatkala gencar iklan, namun saat konsumen mau beli, si barang tidak ada.

3) Terapkan sistem management control review system (MCRS) untuk memfasilitasi eksekusi dari pencapaian leading indicators dan memastikan bahwa sang leading indicators ini "nendang banget" terhadap pencapaian tujuan akhir. Review mingguan, bulanan atau semester diterapkan untuk memfasilitasi pelaksanaan leading indicators. Kepemimpinan yang membangun (be pro aktif) adalah fondasi dari kegiatan ini.

4) Terakhir, visualkan kinerja, buat traffict light yang memotivasi semua untuk mencapainya. Suatu dashboard dimana score terpampang jelas memvisualkan "where we are now", transparasi manajemen dilakukan. Contoh dashboard Sepak Bola, atau Badminton dimana semua penonton melihat dengan mudah score pertandingan, dan saat score pemain dambaannya tidak baik, maka semua penonton pendukungnya bersorak-memotivasi agar pemain terus berjuang memenangkan permainan.

Rewards manajemen
Usaha keras para "pejuang" tujuan akhir dihargai pada 2 penilaian, yaitu pencapaian tujuan akhir dan pencapaian leading indicator. Jika tujuan tidak tercapai, maka sang pemimpin berusaha keras didukung tim terbaiknya untuk menemukan leading indicator lainnya. Proses yang baik, tidak akan mengkhianati hasil. JIka hasil kurang baik, maka fokus pada menemukan tindakan.
Rewards secara adil diberikan terhadap upaya keras para pemain bukan hanya pada tercapainya tujuan akhir.
 
A Goal without PLAN, just a wish.... Semoga Tuhan memberkati semua pejuang kebaikan.

Comments

Popular posts from this blog

5W2H method - Sebelum melangkah ke solusi perbaikan

20 JENIS KOMPETENSI - SPENCER & SPENCER

MENGENAL ASSERTIVE SECARA SEDERHANA