Lean di Lalu Lintas

Lean ialah disiplin metode dan tools yang digunakan untuk membuat proses lebih efisien dengan memerangi semua hal pemborosan waktu dan biaya. Pemborosan dari Lean ialah segala hal kegiatan yang tidak menambah manfaat bagi hasil akhir. Semakin banyak dilakukan semakin menambah waktu dan biaya proses.

Maka Lean ialah bagaimana semua kegiatan kita bernilai tambah bagi hasil akhir yang diterima pelanggan. Siapa yang menilai bahwa aktifitas kita itu memberi nilai tambah atau tidak? Ialah pelanggan kita, pengguna/ penerima hasil kerja kita.

Misalkan kita berangkat kekantor pada pagi hari maka pastinya dijalan akan ketemu macet, menunggu lampu merah, mengerem karena ada orang yang menyeberang bahkan kendaraan kita kempes ban. Semua yang membebani waktu kita dari aliran waktu menuju kekantor ialah pemborosan.

Nah... kalo Lalu Lintas kita mengadopsi Lean maka...
Tidak ada orang menyeberang di jalan karena ada jembatan penyeberangan.
Tidak ada lampu merah karena perempatan jalan memakai system fly over.
Tidak ada lubang di Jalan yang membuat kita mengerem.
Tidak ada kempes ban.
Tidak ada konvoy kendaraan yang membuat kita meminggirkan kendaraan kita, Tidak ada Bus Kota (kopaja) yang seenaknya berhenti di depan kita, dan sebagainya yang membuat kecepatan kita kadang lembat kadang cepat.

Lalu lintas lean ibarat air mengalir tanpa hambatan diperjalanan, kecepatan stabil konsisten diangka 50Km/Jam misalnya, namun impian lalu lintas yang Lean agaknya masih menjadi angan-angan di Indonesia, terutama Jakarta.

Gara-gara banyak hambatan, maka waktu tempuh makin lama, konsumsi bensin makin tinggi. Jika pakai Lean jarak ke kantor 10Km maka pastinya tidak sampai 15 menit kita telah tiba di kantor, gara-gara Lalu lintas gak lean maka jarak 10 Km ditempuh dalam 1 Jam. Dari seharusnya hanya 1 liter bensin, maka naik menjadi 4 liter bensin. Itulah pemborosan waktu dan biaya.

Ada 7 pemborosan yang sering ada di proses bisnis operasional sebuah usaha baik jasa maupun barang. Yaitu:
1. Waktu menunggu barang, informasi atau menunggu keputusan
2. Kesalahan/ defect
3. Stok inventory berlebih
4. Pergerakan yang tidak perlu
5. Pemindahan barang antar proses/ departemen
6. Produksi berlebih dari yang diminta
7. Proses yang berlebihan

Menggunakan Lean Method dan Tools setidaknya akan mampu:
1. Mengenali pemborosan
2. Melakukan penyusunan tahapan kegiatan lebih cepat dan efisien
3. Penurunan biaya proses tanpa mengorbankan harapan pelanggan
4. Minset karyawan bahwa Customer di prioritaskan, segala kegiatan harus berkacamata pelanggan.

Tahapan dalam menge-Lean kan proses ialah:
1. Petakan proses flow
2. Tentukan proses2 yang tidak memberi nilai tambah bagi pelanggan
3. Putuskan apakah proses yang tidak bernilai tambah bisa dihilangkan atau dikurangi
4. Susun kembali process flow jangka pendek dan jangka panjang.
5. Wujudkan perubahan.

Semoga lalu lintas di Indonesia mengadopsi Lean Management.






Comments

Popular posts from this blog

5W2H method - Sebelum melangkah ke solusi perbaikan

20 JENIS KOMPETENSI - SPENCER & SPENCER

MENGENAL ASSERTIVE SECARA SEDERHANA