Breakdown TPM Di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit
Masih menyangkut TPM dalam improve effectifitas Pabrik pengolahan kelapa sawit, dengan perhitungan Overall Mill Effectivenes (OME).
Dimana OME = Utility % x Palm Product Yield % x Throughput %
Dua pabrik mempunyai OME yang sama yaitu nilainya 57%. Apakah sama?
Mari kita lihat ilustrasi dibawah ini:
Data suatu hari di Pabrik A mempunyai nilai OME = 57%, dan Pabrik B juga 57%.
Pabrik A mempunyai nilai OME =57%, dan Pabrik B juga 57%, detail silahkan melihat tabel.
Sama bukan? tentu kita harus melihat karakteristik breakdownnya (lihat ilustrasi warna Merah)
Di Pabrik A mempunyai 2 kali breakdown dibanding pabrik B yang punya 3 kali breakdown.
Pabrik A breakdown hours adalah 6 Jam
Pabrik B breakdown hours adalah 5 Jam
OME tidak bisa menjawab secara jelas, namun OME adalah ukuran "makro" atau Holistics approach, dimana harus ditelusuri secara detail asal dari sebuah angka OME.
Ukuran selain OME ialah mengenai Breakdown, dimana ukuran yang dipakai dalam mengamati breakdown ialah:
1. Total lama breakdown rata-rata (Mean Time To Repair/ MTTR)
2. Jumlah frekuensi breakdown
3. Jumlah jarak rata-rata waktu breakdown yang satu dengan yang lain (Mean Time Between Breakdown/ MTBB)
4. Total jam breakdown dalam satu periode pengukuran.
Mari kita lihat data diatas kembali.
Pabrik A
1. MTTR = (2+4)/2 = 2 Jam
2. Jumlah frekuensi breakdown = 2 kali
3. MTTB = (6+10)/ 2 = 8 Jam (Jarak antara breakdown)
4. Total jam breakdown = 6 Jam
PabrikB
1. MTTR = (1 + 2 + 2)/3 = 1,66 Jam
2. Jumlah frekuensi breakdown = 3 kali
3. MTBB = (2+9+4) / 3 = 5 Jam
4. Total jam breakdown = 5 Jam
Nah ke-empat perhitungan diatas perlu dimonitor untuk improvement dengan berbagai strategi. Diantaranya dengan implementasi Pillar-Pillar TPM.
Penulis dalam melakukan pengembangan TPM, hanya mengacu pada 5 pillar saja. Pillar-pillar tersebut ialah:
1. Pengelolaan area kerja (5S)
2. Autonomous Maintenance
3. Excellence Maintenance Manajemen
4. Fokus improvement (Quality Circle Control)
5. Pelatihan & Promosi
Nanti akan saya bahas satu persatu mengenai pillar-pillar ini.
Dimana OME = Utility % x Palm Product Yield % x Throughput %
Dua pabrik mempunyai OME yang sama yaitu nilainya 57%. Apakah sama?
Mari kita lihat ilustrasi dibawah ini:
Data suatu hari di Pabrik A mempunyai nilai OME = 57%, dan Pabrik B juga 57%.
Pabrik A mempunyai nilai OME =57%, dan Pabrik B juga 57%, detail silahkan melihat tabel.
Sama bukan? tentu kita harus melihat karakteristik breakdownnya (lihat ilustrasi warna Merah)
Di Pabrik A mempunyai 2 kali breakdown dibanding pabrik B yang punya 3 kali breakdown.
Pabrik A breakdown hours adalah 6 Jam
Pabrik B breakdown hours adalah 5 Jam
OME tidak bisa menjawab secara jelas, namun OME adalah ukuran "makro" atau Holistics approach, dimana harus ditelusuri secara detail asal dari sebuah angka OME.
Ukuran selain OME ialah mengenai Breakdown, dimana ukuran yang dipakai dalam mengamati breakdown ialah:
1. Total lama breakdown rata-rata (Mean Time To Repair/ MTTR)
2. Jumlah frekuensi breakdown
3. Jumlah jarak rata-rata waktu breakdown yang satu dengan yang lain (Mean Time Between Breakdown/ MTBB)
4. Total jam breakdown dalam satu periode pengukuran.
Mari kita lihat data diatas kembali.
Pabrik A
1. MTTR = (2+4)/2 = 2 Jam
2. Jumlah frekuensi breakdown = 2 kali
3. MTTB = (6+10)/ 2 = 8 Jam (Jarak antara breakdown)
4. Total jam breakdown = 6 Jam
PabrikB
1. MTTR = (1 + 2 + 2)/3 = 1,66 Jam
2. Jumlah frekuensi breakdown = 3 kali
3. MTBB = (2+9+4) / 3 = 5 Jam
4. Total jam breakdown = 5 Jam
Nah ke-empat perhitungan diatas perlu dimonitor untuk improvement dengan berbagai strategi. Diantaranya dengan implementasi Pillar-Pillar TPM.
Penulis dalam melakukan pengembangan TPM, hanya mengacu pada 5 pillar saja. Pillar-pillar tersebut ialah:
1. Pengelolaan area kerja (5S)
2. Autonomous Maintenance
3. Excellence Maintenance Manajemen
4. Fokus improvement (Quality Circle Control)
5. Pelatihan & Promosi
Nanti akan saya bahas satu persatu mengenai pillar-pillar ini.
Comments