COMFORT ZONE

Pernah denger istilah comfort zone? Yaitu zona aman, keadaan nyaman didalam kedudukan seseorang yang menghinggapi karena berbagai sebab misal ketiadaan jalan lain, males berdebat atau menentang sesuatu yang dianggapnya benar ataupun pasrah karena sumberdaya dan potensi diri terbatas,pendidikan terbatas,dsb.

Parahnya comfort zone bisa membuat frustasi, males belajar atau mengembangkan diri sehingga tak satupun buku yang mau dibaca, tak satupun pelatihan masuk dalam memori pikirannya, menguap begitu saja. Dan hanya mengartikan comfort zone itu pada area karir dan karir saja. Sempit!

Zona nyaman adalah aktivitas mental dimana seseorang menjaga dirinya dari rasa cemas dengan menggunakan perilaku-perilaku untuk menciptakan performa yang stabil, dan biasanya tidak ada keinginan untuk mengambil resiko. Zona nyaman ini sulit diukur karena zona nyaman setiap orang itu berbeda. Dalam kasus di atas, orang tidak mau keluar dari zona nyaman karena mereka takut untuk mengalami kegagalan sehingga mereka memilih berada di dalam zona dan tidak beranjak kemana-mana.

Saya bangga jika ada rekanan yang masih giat klik jobstreet, jobsdb, mencari-cari lowongan yang Pas. Kalo cocok, pastilah pindah ia. Sangat berterimakasih kepada Tuhan diberikan rekan-rekan kerja yang haus akan posisi, haus akan tantangan, haus akan ilmu dan ini berarti dia masih "hidup' sebagai manusia yang cinta akan peningkatan. Merasa kurang, merasa tidak nyaman dengan kondisi sekarang.

Ketika mimpimu tak begitu indah "Ya sudahlah". Sebuah syair dari lagunya Bondan Prakoso, bagi saya seharusnya dirubah. Ketika mimpimu tak begitu indah, "Ya terus bermimpilah".

Tetapi, perlu digaris bawahi, Zona disini bukan diartikan dalam arti sempit sebuah area posisi atau jabatan saja. Seseorang yang saat ini posisinya Supervisor, berpandangan zona nya ialah bukan jabatan melainkan rezeki. Area yang lebih luas sesngguhnya dan tak berbatas. Bisa jadi ia tidak bergerak berpuluhan tahun di Posisi jabatan Supervisor menuju ke jenjang atas, tetapi dia sesungguhnya bukan mengakui zona aman (comfort zone) karena pusat konsentrasi dia adalah zona rezeki. Bukan zona posisi/karir.

Maka dia tidak merasa aman dengan rezeki yang dia dapat sekarang dengan berusaha melakukan peningkatan, maju terus seperti kura-kura, hidup panjang, jalan pelan tapi pasti tak pernah mundur.

Rezeki yang dia kembangkan ialah, meningkatkan pengetahuan anak.
  1. Meningkatkan pengetahuan agama.
  2. Meningkatkan pengetahuan pola asuh.
  3. Mencari investasi sampingan.
  4. Mengembangkan hubungan (net working) pertemanan dengan semua orang.
  5. Membuat bisnis keluarga, dsb.
Rezeki bukan hanya sebatas uang. Tetapi suatu yang diinginkan itu baik dan jika hilang akan sedih. Mentok di karir jabatan, jangan membuat mundur atau diam melainkan mencari jalan lain. area rezeki lain. Kura-kura yang kalau dia menabrak sesuatu, dia tidak mundur melainkan menyamping kekiri atau kekanan. Adakah kura-kura yang berjalan mundur? Tidak ada.

Jadi Zona Aman bukan sebatas ukuran karir, dan ini sempit saya rasa. Tetapi zona aman ialah zona rezeki. Dan menyadari zona, memahami (SWOT) Strenghtness, Weakness, Treat dan Opportunity lah nyawanya. Tak lupa senantiasa Muhassabah diri dan percaya bahwa Tuhan membantu kita jika kita membantuNya dengan bersyukur atas segala rezeki/ nikmat yang diberikan padanya dengan cara spesifik memanfaatkan maksimal rezeki yang dia terima. Otak, tangan lengkap, kaki lengkap, waktu ada, kawan banyak, jabatan ada, kemudahan belajar, kesehatan, kelengkapan keluarga, mata yang sehat, mulut yang bisa berbicara, lidah yang bisa merasa, telinga yang masih peka, istri yang tabah, anak yang patuh, dankalo disebutkan maka pasir di lautan pun tak akan sanggup menyamai rezeki pemberianNya. Berani menghitung? Nikmat mana lagi yang bisa kita ingkari. Subhanallah.

Comments

Popular posts from this blog

5W2H method - Sebelum melangkah ke solusi perbaikan

20 JENIS KOMPETENSI - SPENCER & SPENCER

MENGENAL ASSERTIVE SECARA SEDERHANA