Sapa dan Sentuh Anak Buah Anda

"Pingin seluruh langit mendokan kepemimpinan anda? Diam diam anak buah anda berdoa? Nama anda muncul dalam hastag hastag tiap tiap doanya? Malaikatpun mengaminkannya". Jika minat yuk baca ini.

Apa kabar anak buah Anda?

Pemimpin yang benar-benar peduli kepada anak buahnya bisa menjamin soliditas di masa depan, yang berarti proyek-proyek di masa mendatang akan berjalan dengan baik, dan ekspektasi-ekspektasi bisa terlaksana secara maksimal.  

Kita tidak mungkin merasa bahagia menduduki jabatan tinggi saat ini; jika Kita merasa anak buah tidak bekerja sesuai dengan harapan. Jika anak buah Anda kurang giat bekerja, bagaimana mungkin Anda bisa merasa berhasil memimpin mereka, bukan? Makanya, untuk memastikan Anda bahagia dengan kedudukan sebagai seorang pemimpin itu, saya cukup bertanya; Apa kabar anak buah Anda?
 
Saat ditanya, Wow 99% jawabannya "baik-baik saja Pak." Padahal, frase ‘baik-baik’ saja bisa bermakna banyak. Salah satunya tentu berarti segala sesuatunya berjalan dengan baik. Tidak ada masalah besar yang mengganggu. Frase ‘baik-baik saja’ itu juga bisa berarti ‘Yaaah…. Begitulah’. Anda bisa merasakan kehambaran kan? Gimana ya. Dibilang bermasalah ya enggak. Tapi, dibilang oke banget juga nggak. Baik-baik saja deh, pokoknya. 

Namun kalau kita renungkan lebih dalam, kita sebenarnya lebih sering merasakan ‘kehambaran’ ketika berkata ‘baik-baik saja’ itu. Setidaknya itulah yang saya amati terjadi pada kebanyakan orang. Sedih juga sih. Karena ternyata, banyak atasan yang tidak terlampau peduli soal itu. Prinsip kerjanya dalam memimpin tidak lebih dari sekedar; 
”Yang penting kerjaan kelar. Habis perkara.”

Padahal tugas seorang pemimpin itu, tidak hanya semata-mata memastikan pekerjaan anak buahnya selesai semua. Percaya deh, tidak perlu manager yang dibayar mahal jika tugas atasan hanya memastikan semua pekerjaan selesai. Terapkan saja system komputer dengan variable-variable tertentu. Jika ada satu atau lebih variable yang tidak dipenuhi, maka system akan memunculkan bendera merah, rapor merah, atau alarm tanda pekerjaan tidak selesai. Dijamin deh, semua orang akan berusaha keras menyelesaikan pekerjaaannya sesuai dengan ‘tuntutan’ system itu.
Ingat juga tahun ini gencar Artificial Inteligent, di era industri 4.0. Semua hal diganti Robot dan Digitalisasi.

Anda (bukan robot), belum menjadi atasan yang handal jika belum bisa mendorong anak buah Anda untuk memaksimalkan kapasitas dirinya. Dan karena setiap orang mempunyai potensi diri dan kemampuan yang berbeda-beda, maka kunci terpenting yang perlu dimiliki oleh setiap atasan adalah memahami pontensi, kekurangan, dan kelebihan masing-masing anak buahnya. Gak usah pusing pada kelemahan, fokus aja pada kelebihannya.

Agak keluar dikit, Ini juga saya implementasikan ke anak saya, fokus aja ke Matematika dan IPA. Itu saja. Ternyata, pelajaran lainnya cukup terangkat terpengaruh. Kan gak mungkin, sang Juara "puas hati", dia gak rela kalo yang sudah bagus, dicemari pada hal yg tidak optimal. Sifat Manusia punya nafsu dan pingin aktualisasi diri. Anak yg satunya unggul di Bahasa dan Seni, ya udah fokus aja disitu. Pelajaran yang lain akan terpengaruh bergerak. Ambil konsep 4 Discipline For Execution.

Tiap anak buah itu Unik.
Jika Anda punya 10 orang anak buah, maka Anda mempunyai 10 pribadi yang berbeda. Dan boleh jadi, semuanya membutuhkan pendekatan dan cara pengembangan yang berbeda. Different folks, different strokes. Demikian istilahnya yang berlaku dalam kaidah ilmu kepemimpinan. Kita, tidak mungkin bisa mengoptimalkan potensi diri semua anak buah kita jika cara kita mengelola mereka menggunakan pendekatan ‘sapu jagat’. Satu cara, untuk semuanya. Apa lagi jika prinsip memimpin kita ‘yang penting kerjaan kelar’ saja seperti tadi.

Fungsi itu lho, yang menyebabkan peran seorang atasan menjadi sangat strategis. Fungsi untuk mengembangkan anak buahnya. Bukan sekedar memastikan pekerjaan diselesaikan sebagai mana mestinya. Karena ketika seorang pemimpin sanggup mengoptimalkan potensi setiap anak buahnya, maka manfaat yang didapat oleh perusahaan dari keberadaan para anak buah itu melampaui tuntutan job description yang dipegang oleh masing-masing jabatan. 

Mereka tidak baik baik saja
Dari uraian itu, saya yakin Anda sudah bisa menjawab pertanyaan; Apa kabar anak buah Anda? Jawabannya adalah; mereka tidak baik-baik saja, jika sebagai atasannya Anda tidak meluangkan waktu dan energy untuk mengembangkan mereka. Apakah ini klaim sepihak saya saja? Tidak. Penelitian dalam skala besar menunjukkan bahwa salah satu kerinduan para anak buah yang sering tidak bisa dipenuhi oleh atasannya adalah; 
"Kesempatan untuk mengembangkan diri hingga ke puncak potensi diri mereka"

Ternyata, para anak buah yang kita bilang ‘baik-baik saja’ itu merasa bahwa atasannya sering hanya menuntut pekerjaan selesai saja. Sedangkan para atasan merasa bahwa selama gaji dan bonus mereka dibayarkan sesuai dengan skema yang berlaku, maka segala sesuatunya sudah impas. Beda kan cara pandangnya?

Brothers & Sister, anak buah kita itu membutuhkan lebih dari sekedar "Duit", gaji dan bonus yang saat ini bisa mereka dapat. Mereka kebanyakan adalah orang-orang yang galau dengan masa depannya. Sekarang, memang masih bisa dapat bonus. Sehingga kebutuhan hidupnya bisa terpenuhi. 
Tapi apakah tahun depan keadaan bisa tetap baik sehingga dia masih bisa dapat bonus itu? Tidak ada yang menjaminnya. 

Bagaimana kita
Jadi bagaimana dong caranya agar kita bisa memastikan agar anak buah kita itu benar-benar ‘baik-baik saja’? Kita mesti membantu mereka merencanakan masa depan karirnya dengan lebih baik lagi. Pertumbuhan karir adalah satu-satunya cara untuk bisa membuka peluang perbaikan dimasa depan. Tidak bisa tidak. Karena jika 10 tahun yang akan datang mereka masih berada di posisi yang sama, maka hampir bisa dipastikan jika kehidupan mereka 10 tahun dari sekarang akan lebih berat dari keadaan mereka saat ini.
Tahu kenapa?
Karena kenaikan gaji normal yang mereka dapatkan setiap tahun, tidak akan sanggup mengkompensasi kenaikan kebutuhan hidup mereka. Berapa persen kenaikan gaji setahun di tempat Anda? Anggap saja sepuluh persen. 

Lantas berapa persen kenaikan harga kebutuhan pokok untuk memenuhi kehidupan sehari-hari kita? Kangkung yang tahun lalu seikat seribu, sekarang sudah menjadi dua ribu lima ratus rupiah. Gula pasir yang beberapa tahun lalu delapan ribu sekilo, sekarang sudah menjadi 14-15 ribu. Kecap, sudah diatas dua puluh ribuan bukan? Nggak bakal deh kenaikan gaji normal sanggup menutupi kenaikan kebutuhan hidup itu.

Belum lagi jika anak buah kita punya anak-anak yang masih sekolah. Hari ini, anak mereka masih TK. Tahun depan masuk ke SD. Yang dari SD masuk SMP. Yang dari SMP masuk ke SMA. Bagaimana pula yang sudah siap meneruskan ke Perguruan Tinggi. Mungkin itu baru terjadi 5 atau 10 tahun lagi. Jika saat ini mereka tidak kita bantu untuk terus mengembangkan diri sehingga nilai pribadinya menjadi lebih tinggi; maka kita, tidak pernah tahu akan menjadi sesulit apakah kehidupan masa depan mereka, bukan?

Perbaikan karir bukan kenaikan jabatan
Sebelum dilanjutkan, saya ingin terlebih dahulu menekankan bahwa perbaikan karir tidak selalu berarti naik jabatan loh ya. Peningkatan keahlian dan kualifikasi mereka juga termasuk didalamnya. Jadi, hal ini tidak ada hubungannya dengan posisi kosong yang tidak selalu ada di kantor Anda.
Itu lho fungsi penting seorang atasan yang tidak bisa digantikan oleh mesin. Tidak bisa diwakili oleh komputer. Tidak dapat diantisipasi oleh system secanggih apapun. Mesti kita sendiri yang melakukannya untuk anak buah kita. 

“Halah, ngapain pusing-pusing mikirin orang lain. Mikirin diri sendiri saja nggak bisa bebas dari masalah….” Mungkin Anda berpikiran demikian.
Hmmh…

Kita ini atasan. Gaji. Kedudukan. Dan fasilitas yang kita dapatkan dari perusahaan jauh lebih baik daripada yang didapatkan oleh anak buah kita. Mari ingat kembali; dengan semua kelebihan yang kita miliki itu pun, kita masih juga galau dengan kehidupan masa depan kita sendiri. Apalah lagi anak buah kita kan?

Terus kita mesti gimana dong?

Bro & Sister... Perhatikanlah orang-orang yang mau dan mampu menolong orang lain untuk berkembang. Tanpa mereka sadari. Mereka sendiri pun ikut berkembang seiring dengan perkembangan orang lain yang dibantunya. Banyak bukti bahwa sebuah unit kerja yang dipimpin oleh atasan yang tak kenal lelah dalam mengembangkan anak buahnya justru tumbuh dan berkembang lebih cepat dari unit kerja lainnya. 

Fakta-fakta: 
Jika Anda punya anak buah yang terdidik baik, maka kinerja keseluruhan team Anda bisa lebih baik.
Jika dari unit kerja yang Anda pimpin lebih banyak orang potensial yang dipromosi, maka top management akan melihat Anda sebagai seorang pemimpin yang handal. 

Yaitu pemimpin yang sanggup melahirkan pemimpin-pemimpin lainnya. Bukankah kepada jenis pemimpin seperti itulah tugas dan tanggungjawab yang lebih besar bisa diberikan?

Oleh karenanya sahabatku. Mari kembangkan terus kemampuan dan kapasitas kepemimpinan yang kita miliki ini dengan cara mengembangkan orang-orang yang kita pimpin. Dengan demikian, kita bisa berkembang bersama-sama mereka. Karir mereka akan terus menanjak naik. Demikian pula dengan karir kita sendiri. Pendapatan mereka akan terus bertambah secara permanen. Demikian pula dengan pendapatan kita. Kehidupan masa depan mereka akan semakin membaik. Demikian pula halnya dengan kehidupan masa depan kita. Juga akan semakin membaik. Ingat, bisa jadi bawahan-bawahan anda berdoa dalam peribadatannya semoga "Anda diberkati". Nama anda muncul dalam hastag-hastag # # # doanya dan juga doa para malaikat.
Hasil gambar untuk doa diam diam mustajab 
Sahabatku. Banyak atasan yang terlampau sibuk memikirkan dirinya sendiri. Sampai lupa pada tugasnya untuk menolong orang-orang yang dipimpinnya agar bisa punya masa depan yang lebih baik. Memang, kerasnya kehidupan menuntut kita untuk berjibaku dalam persaingan yang sengit.
Sekalipun begitu, hendaknya kita selalu ingat bahwa sebagai atasan; kita punya tugas mulia untuk terus menolong anak buah kita bertumbuh kembang. Lantas menurut pendapat Anda, siapa yang akan menolong kita jika kita bersedia menolong orang lain untuk terus berkembang?

Saya tidak akan memberikan jawaban apapun atas pertanyaan itu. Cukuplah saya nukilkan firman Allah dalam surah 29 (Al-Ankabuut) ayat 69 ini:” …. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar bersama orang-orang yang berbuat baik.” 

Maka sahabatku, berbuat baiklah kepada anak buah Anda, agar masa depan mereka menjadi lebih baik. Sedangkan untuk kita sendiri, cukuplah Allah menemani di setiap langkah dan jalan yang kita tempuh. 

Jika selama perjalanan ini, kita ditemani oleh Allah; apakah masih ada kekhawatiran yang pantas terlintas dalam benak kita? Tidak ya. Semuanya tentu, akan baik-baik saja. Jadi, apa kabar anak buah Anda? Insya Allah. Sekarang, Anda sudah memiliki jawaban yang lebih baik dari sebelumnya.

Reff & Sumber inspirasi : http://www.dadangkadarusman.com 
Juga rajapresentasi.com dan Linkedin.

Comments

cKAja said…
bagus nih kontennya, thanks yaa

Popular posts from this blog

5W2H method - Sebelum melangkah ke solusi perbaikan

20 JENIS KOMPETENSI - SPENCER & SPENCER

Seputar Istilah Kepelabuhanan