PULANGLAH AYAH, ANAKMU MEMBUTUHKANMU

Para Ayah, ada keahlian penting (kompetensi) bagi seorang pemimpin yang sukses, dan wajib para ayah memahami dan berusaha sekuat tenaga agar kompetensi ini hadir didalam kepribadian anak anaknya.

Kompetensi kompetensi penting terangkum dari berbagai riset, penelitian dan pengalaman pribadi untuk kita instal pada anak anak kita, bersiap 20-30 tahun mendatangnya sepakat yang disampaikan frangklin covey dalam journalnya.

Apa yang mendorong berbagai perubahan kompetensi utama bagi seorang pemimpin ialah dari tekanan 6 hal yaitu:


 Dari hasil riset di Amrik (sedikit beda dengan Asia namun kurang lebih sama), ialah:
1. Makin lamanya orang berusia panjang dalam hidupnya (Makin paham kesehatan, olahraga, nutrisi, imunisasi, teknology kesehatan dll)
2. Makin tingginya penggunaan smart machine atau system changgih yang membantu kehidupan kita; seperti online gadget, online banking, online ticket dll.
3. Makin tingginya penggunaan komputer dalam kehidupan, apalagi saat ini sudah industrialisasi 4.0, banyak menggunakan AI (Artificial intelligence).
4. Cepatnya perubahan media komunikasi, inget Blackberry, hingga sekarang Android dan entah system apalagi di masa depan. Bahkan koran kertas pun gulung tikar karena perubahan media dari fisik ke maya.
5. Pengorganisasian yang lebih terstruktur dan canggih, kita jadi tahu lingkungan kita hanya dalam genggaman kita, kemacetan dimana, toko makana dimana, bank dimana. pas pepatah kita, Malu bertanya, Sesat dijalan. Dan kitapun bertanya dengan bantuan jari kita ke media smart system untuk menggelontorkan pilihan informasi. Bahkan tanpa diminta, mrk akan menunjukkan pada kita.
6. Keberagaman (plural), dinding sosial tanpa batas. Siapapun bisa kemanapun dan bertemu siapapaun. Kita terhubung dengan semua orang didunia.

PERAN AYAH
Menyikapi kompetensi yang perlu dipersiapkan buat anak anak kita, yuk Ayah... "Pulanglah" secara fisik dan batin ke haribaan Anak kita. Di perusahaan kita dicekoki dengan berbagai program pelatihan dan system people development, career plan dll, yang merujuk salah satunya melalui system talent manajemen dan Competency based training.

Kita cerdas, kita kompeten, lalu anak anak kita bagaimana? apakah kita sudah mempersiapkan mereka dalam pertempuran 20-30 tahun lagi paska kuliah mereka?. Ini PR berat bagi Ayah Ayah dimanapun berada. Ayah adalah figur pemimpin terdekat, seorang Coach & Counselor bagi anak anaknya.

Tiga kemampuan yang harus dibangun oleh Ayah:
1. Social capabilities
2. Organization capabilities
3. Personnal capabilities.

Lihat gambar tabel paling atas. Bersiap atau merelakan anak kita dalam kubang "keFakiran", digilas oleh produk-produk para Ayah yang care akan hal ini. Bagi para remaja, bersiap ada 10 Skills di tahun 2020 yang dibutuhkan:



Sepuluh skill diatas, perlu dipikirkan sang Ayah kepada para anak anak Remajanya yang 5-10 tahun lagi akan masuk dalam dunia pekerjaan dan akhirnya anak anak kita adalah calon orang tua bagi cucu kita.

APA HAL REAL YANG PERLU AYAH LAKUKAN KESEHARIAN:

Hal kecil antara lain,
1. Bebaskan anak kita mengambil keputusan sembari bimbing menentukan alternative terbaik.
2. Peluk hangat erat, setiap mau berangkat kerja. Satu pelukan adalah emas, Pelukan setiap hari adalah "Energy tak terhingga" bagi seorang anak dalam tumbuh kembangnya. peluk hangat istri, cium, didepan anak anak kita. Saling "Pijet-pijetan" didepan anak anak kita.
Kita Role model baginya. Kalo bukan kita, siapa lagi orang terdekat mereka?
3. Kurangi kata negatif dirumah, Jangan...Tidak.... ganti dengan .... Lebih baik... lebih bagus. Sangat berperan meningkatkan kapabitas "Confidence level" anak. Jangan mendektenya, namun mencerahkannya.
 4. Hindari membentuk dia sebagai Raja yang tak pernah salah: "saat anak jatuh, sering Ibu-Ayah malah menyalahkan lantai, dinding ataupun meja yang ditabraknya" Dogma pada sang anak, bahwa saya tidak pernah salah, jika saya mengalami "kekalahan" maka sekitar sayalah yang salah.
5. Matikan Gadget saat dirumah, Gadget nyala namun paket data dimatikan. Hanya suara panggilan yg kita butuhkan. Fokus deket sama Anak, agar tertular mereka dengan figur sang Ayah.
6. Sarapan pagi bersama atau makan malam bersama. Bahkan jika Ayah karena pekerjaannya banyak yang tidak sempat melakukan ini, berupaya sekuat tenaga bahkan "Pindah pekerjaan" lebih baik, untuk dekat dengan anak anak kita. Menyelimutinya dengan kedekatan hati dan raga.
7. Doakan mereka diam diam, dalam 1/3 malam terakhir dan jalin suasana "keagamaan" yang hangat dirumah. Dan kita berdoa agar kita para Ayah mampu memberikan pengayoman terbaik bagi buah hati kita.

BAGI AYAH MUSLIM

Sungguh beruntung dan berbahagialah orang tua yang telah mendidik anak-anak mereka sehingga menjadi anak yang shalih, yang selalu membantu orang tuanya, mendo’akan orang tuanya, membahagiakan mereka dan menjaga nama baik kedua orang tua. Karena anak yang shalih akan senantiasa menjadi investasi pahala, sehingga orang tua akan mendapat aliran pahala dari anak shalih yang dimilikinya. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Apabila seorang telah meninggal dunia, maka seluruh amalnya terputus kecuali tiga, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendo’akannya.” (HR. Muslim: 1631).
  SETIAP KALIAN ADALAH PEMIMPIN

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memikulkan tanggung jawab pendidikan anak ini secara utuh kepada kedua orang tua. Dari Ibnu radhiallahu ‘anhu, bahwa dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggunjawabannya dan demikian juga seorang pria adalah seorang pemimpin bagi keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari: 2278).



Semoga bermanfaat bagi anda semua diri Bembi sekeluarga.
"Maafkan Ayah anak anakku, ku berjanji semampuku"




Comments

cKAja said…
keren banget postingannya. terimakasih
Walau saya masih belom dipanggil Ayah, seridaknya ini menjadi pelajaran berharga bagaimana seorang ayah harus bersikap. Terimakasih

Popular posts from this blog

5W2H method - Sebelum melangkah ke solusi perbaikan

20 JENIS KOMPETENSI - SPENCER & SPENCER

MENGENAL ASSERTIVE SECARA SEDERHANA