Mengenal Quality Control Process

Pengendalian kualitas bukan hanya sekedar mindset/ habits, melainkan suatu sistem pengelolaan sistematis-terstruktur yang formal. Melalui dokumentasi dan menetapkan prosedur kerja untuk menjamin produk akhir sesuai target yang diharapkan demi kepuasan pengguna produk atau pelanggan. Memastikan keahlian khusus diterapkan pada setiap tahap operasi untuk mencegah masalah kualitas

Proses pengendalian kualitas secara umum terdiri dari 3 bagian besar, yaitu:
1. Incoming Quality Control (IQC)
2. In Process Quality Control (IPQC)
3. Outgoing Quality Assurance (OQA).


IQC untuk melakukan inspeksi dan menangani masalah kualitas sebelum proses produksi/ perakitan dimulai. 
Tugas spesifik IQC meliputi:
  • Lakukan pengecekan daftar suplier yang mensuplai raw material
  • Mengevaluasi catatan kualitas suplier
  • Lakukan pengambilan sampel bahan yang masuk berdasarkan standar pengendalian kualitas, misal memakai MIL-STD-105E.
  • Lakukan pengecekan dimensi, inspeksi visual dan fungsional material dengan teknik sampling.
  • Pantau diagram/ grafik pengendali kualitas dari material yang diperiksa dan waspadai terhadap penyimpangan yang signifikan.
  • Terus meningkatkan proses IQC agar makin tangguh mendeteksi penyimpangan sedini mungkin.

Proses IPQC mengatur sistem pengendalian kualitas selama proses produksi/ perakitan untuk mendeteksi dan menangani masalah yang mungkin timbul selama produksi/ perakitan. 
Tugas spesifik IPQC meliputi:
  • Lakukan inspeksi pada bahan yang di proses/ dirakit dan di-proses sesuai standar yang berlaku. 
  • Lakukan inspeksi otomatis dan manual secara langsung pada line production 
  • Menerapkan inspeksi saat proses selesai di setup (sebelum produksi masal)
  • Aplikasikan teknik pengendalian statistik dan perhatikan penyimpangan yang signifikan
  • Lakukan audit dalam proses untuk memastikan proses sesuai standar, dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memerlukan perbaikan (deteksi dini)

OQA atau kadang disebut Outgoing QC, adalah proses terakhir sebelum produk dikirimkan ke pelanggan,dgn memastikan pengiriman bebas dari (defects) cacat.
Tugas spesifik OQA meliputi:
  • Lakukan inspeksi visual dan fungsional
  • Verifikasi pemeriksaan barang pertama yang diproduksi paska setup.
  • Kontinyu mengulangi pengecekan daftar suplier/ vendor yang disetujui
  • Terapkan sampling berdasarkan standar (MIL-STD-105E)
  • Melakukan pengujian reliabilitas produk
  • Membuat laporan analisis kegagalan produk untuk perbaikan terus menerus. 
Para pejuang kualitas terutama tim IQC, IPQC, OQA "fardlu ain" menguasai pengetahuan basic statistik. Antara lain:
Mean, Median, Modus, Range, Kuartil 1/2/3, IQR, Std Deviasi, Coevar, Kurtosis, Skewness. Selain pemahaman teknik sampling dan ilmu sampling yang unggul di dunia manajemen kualitas.

Alat bantu pengendalian kualitas yang dapat digunakan antara lain:
1. Stratification analysis
2. Checksheet
3. Control Chart diagram
4. Pareto diagram 
5. Grafik Balok, Garis/ Run chart, Pie
6. Histogram
7. Cause-Effect (Fishbone) diagram/ RCA
8. Scatter diagram
9. Process Capability Analysis Cp, Cpk, Cpm
10. Flow chart
11. IPO atau SPOC diagram
12. Process Control Plan (PCP)
13. Failure Mode Effect Analysis (FMEA) 
14. Fault Tree Analysis (FTA)
15. Analysis Of Variance (ANOVA)

Kualitas hasil akhir ialah didapat dari proses dan input yang berkualitas. Pada 3 bagian diatas adalah murni dalam ranah lingkup QC. Lalu pernahkan mendengar tentang Quality Assurance? Perbedaannya ialah:
"Sebelum vs Sesudah"
QA = Sebelum terjadi
QC = Sesudah terjadi

Beberapa perbedaan antara Quality Control dan Quality Assurance.
  1. QA fokus dalam pencegahan cacat (Preventive control) sedangkan QC fokus pada menemukan cacat/ defects (Detectability control)
  2. QA mencari cara yang paling efektif untuk menghindari produk cacat sedangkan di QC berusaha untuk mendeteksi kecacatan dan kemudian mencari cara perbaikan untuk membuat kualitas produk menjadi lebih baik.
  3. QA merupakan proses pro-aktif sedangkan Quality Control QC lebih ke proses reaktif.
  4. QA merupakan pendekatan berdasarkan proses (process base approach) sedangkan QC merupakan pendekatan berdasarkan produk (product base approach).
  5. QA melibatkan proses dalam menangani masalah kualitas sedangkan QC melakukan verifikasi terhadap kualitas produk itu sendiri (pada produknya).
  6. Audit Kualitas (Quality Audit) merupakan salah satu contoh proses pada Quality Assurance (QA) sedangkan Inspeksi dan Pengujian (testing) terhadap produk merupakan contoh proses pada Quality Control (QC).
Kedua bagian ini harus ada, agar pelanggan benar-benar "percaya" akan kehandalan kinerja kita dalam menghasilkan produk yang bermutu. Hal yang tepat ialah fokus pada penjaminan mutu dalam teknik Quality Assurance selain QC sebagai prioritas kedua. Jika proses sudah kapable, jauh dari peluang menghasilkan produk cacat, maka kegiatan QC dikurangi sehingga lebih efisien. Akhirnya Cost Of Quality (COQ) turun:
COQ terdiri dari:
Cost pencegahan (Preventive)
Cost penilaian/ pengecekan (Apraisal)
Cost dampak dari produk gagal dari pelanggan (eksternal)
Cost dampak dari produk gagal kepada internal proses kita



Lihat grafik diatas, Biaya pengecekan turun dari 800 ke 200, sedangkan biaya pencegahan (apraisal) naik dari 200 ke 400. Hasilnya biaya kegagalan dari klaim pelanggan (eksternal) dan biaya penanganan produk gagal (internal) turun.  Penanganan internal antara lain:
- Pengerjaan ulang
- Pengujian ulang
- Analisa ulang
- Penarikan produk dari pasar
- Scrap/ pemusnahan

Manfaat QA dan QC bersamaan diimplementasikan ialah:
  • Dihasilkan produk berkualitas
  • Rendah pemborosan proses (7 Waste)
  • Memotivasi tim dalam bekerja lebih baik dengan kualitas yang tinggi
  • Meningkatkan kepercayaan pelanggan.

Selamat mengendalikan kualitas.

Comments

cKAja said…
thanks ya kontennya 👍

Popular posts from this blog

5W2H method - Sebelum melangkah ke solusi perbaikan

20 JENIS KOMPETENSI - SPENCER & SPENCER

Seputar Istilah Kepelabuhanan