Lead & Lag dalam Performance Management (BSC)

Dalam performance management atau manajemen kinerja kita sering akan membicarakan atau minimal menyentuh pada pembicaraan tentang Lagging dan Leading indikator.
Mudahnya begini:

Lagging ialah indikator hasil
Leading ialah indikator input, yang menyebabkan hasil itu tercapai.

Misal:
Visi  : Sehat Jasmani Rohani
Misi : Bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat

Sasaran strategis saya ialah berat badan seimbang.
Inisiatif utama saya ialah menguruskan badan minimum berat badan turun 10 Kg.
Pernyataan : Minimum turun 10 Kg adalah Lagging indicator.

Supaya Goal saya tercapai maka saya akan melakukan kegiatan yaitu:
1. Mengatur makan (berapa kalori sehari)
2. Jalan kaki berapa langkah sehari
3. Mengangkat beban (berapa lama, berapa set, berapa lama per hari)
Ini disebut Lead indicator.

 Dalam sixsigma dikenal rumus Y=f(Xn)
Y= Hasil atau laging
X = Cara mencapai laging disebut leading
Satu Y, bisa terdiri dari banyak X


Nah tantangan lain ialah terberat disini dalam hal menentukan ukurannya, bagaimana mengukurnya, periode pengambilan datanya dan visualisasi datanya terutama semua yang leading (X)

Leading indikator cara mengukurnya lebih sulit dari pada Lagging indikator. Sebaliknya Lagging indikator sulit dicapai atau sulit dirubah dibandingkan dengan leading indicator. 

Gimana mengukur kalori makanan? Bukankah kalo di warteg ataupun di resto sekalipun bisa dipastikan tidak dicantumkan berapa nilai kalorinya. Demikian juga saat olah raga, apakah kita bisa dengan mudah mengukur kalori yang sudah dibakar dengan aktifitas lari atau renang kita? sulit bukan dan perlu effort dan sumberdaya tidak sedikit untuk megukurnya.

Walaupun demikian, tujuan keseluruhan dalam menentukan ukuran (Unit Of Metrics) ialah supaya kita dapat melacak kinerja kita apakah telah mendorong Goal yang kita tetapkan. Upayakan terus untuk menemukan ukuran ataupun formulanya dan kemudian mengendalikan ukuran tersebut yang telah dipercaya secara scientific bahwa jika kita sukses dalam leading indikator maka sang lagging indikator itupun dapat diraih.

If you cannot measure, you cannot control

Jika anda tidak bisa mengukurnya, anda akan sulit mengendalikannya, sulit mengawasinya dan akhirnya sulit untuk mencapainya. Namun saya percaya, hal ini tidak sepenuhnya benar, ada hal yang paling penting untuk dilakukan agar kita dapat mencapai tujuan/ goal kita namun kita harus melakukannya walau kita sulit untuk mengukurnya. Misalkan...

Lagging : Dapat kerjaan dengan gaji 10 Juta.
Leading : Salah satu kegiatannya ialah Sholat dengan indikatornya ialah Sholatnya diterima Allah SWT. Sulit mengukurnya bukan? Namun kita percaya bahwa tanpa IjinNya, sekeras apapun usaha hanyalah bergelimang dengan kegagalan dan kegagalan. Lah wong Dia gak Ridlo'.

Kembali ke Leading & Lagging. bahwa dapat disimpulkan leading ialah indikator yang mendahului terjadinya hasil/ output sedangkan tantangannya ialah pada bagaimana mendapatkan datanya.

Contoh lain di Warung Bakso yang implement Balance Score Card (BSC),
Strateginya ialah pelayanan pelanggan yang prima
Sasarannya ialah Kepuasan pelanggan
Indikatornya :
% Pelanggan puas dari hasil survey.
% Pelanggan baru yang mengorder kembali (repeat order)
Ukuran ini adalah lagging/ indikator hasil dari suatu pekerjaan yang mendahuluinya, yang menjadi penyebab customer itu puas serta terjadi repeat order. Cukup mudah untuk mengukurnya bukan.

Apa yang harus dipastikan/ dikerjakan agar pelanggan puas dan ada repeat order?
1. Memastikan penghantaran makanan cepat.
2. Memastikan para pekerja ramah
3. Memastikan tempat bersih
4. Memastikan menu sesuai dengan selera lidah
5. Porsinya pas
6. Tidak ada lalat/ serangga
7. Pembayaran bil makanan cepat

Hal diatas disebut dengan Leading indicator. Dan mungkin kalo saya tuliskan lagi, akan banyak aktifitas mencapai tujuan. Tantangannya ialah menetapkan indikator utama yang perlu kita ukur dan kita capai dan bagaimana cara mengukurnya. Indikator utama ini umum dinamakan Key Performance Indicator (KPI).


Kalo di perusahaan, semua ukuran Finansial dan Customer perpective ialah lagging serta mudah diukur seperti Profit, Revenue, Cost, Complain pelanggan dll

Beberapa contoh KPI aspek Finansial antara lain:

Achieve revenue growth of 10% per year for product 

Increase Net income by 11% annually

Increase dividends per share by 3% per year

Increase net profit margins from 2% to 4%

Reduce the manufacturing costs by 8%

Reduce the long-term debt by 5%

Increase EBIT in Estonian operations by 3%

Recognition as a strong performing company

A more diversified revenue base

Aspek Learning & Growth lagging indicator:
  • Successor readinnes%
  • Employee engagement
  • Working Climate index
  • Culture compliance index
  • Lost Time In Jury
  • Index Competencies


Leading indikator biasanya adalah aktifitas yang langsung dilakukan oleh karyawan mencapai Lagging. Ilustrasi katrol/ tuas dibawah, usaha=leading, Beban=laging.
Hasil gambar untuk tuas
Cukup segini dulu yaa....

Comments

Popular posts from this blog

5W2H method - Sebelum melangkah ke solusi perbaikan

20 JENIS KOMPETENSI - SPENCER & SPENCER

MENGENAL ASSERTIVE SECARA SEDERHANA